Garuk-garuk kepala dan merasa gatal dilakukan mereka yang berketombe ataupun
yang memiliki kutu. Dua-duanya tentu bikin percaya diri merosot drastis.
Tapi sebenarnya mana sih yang lebih berbahaya, rambut berketombe atau
yang dihuni oleh kutu?
"Sulit ya karena ketombe dan kutuan itu hal yang berbeda. Tapi kalau
lebih berbahaya sih kutuan, karena kutuan itu berupa infeksi karena
parasit. Ketombe pada umumnya hanya mengganggu estetika. Yang agak
berbahaya itu jika ketombenya sampai lecet, tapi gak sampai menyebabkan
kematian," terang dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dari D&I Skin
Clinic.
Dipaparkan dr Nyoman, kutu di rambut lebih berbahaya ketimbang ketombe karena infeksi yang disebabkan parasit menimbulkan luka-luka kecil bekas gigitannya. Luka bekas gigitan tersebut dapat dimasuki kuman dan bernanah kalau yang bersangkutan jarang merawat kesehatan kulit kepala.
"Untuk mengobatinya dapat diobati dengan semacam obat antikutu yang banyak di pasaran. Obatnya itu semacam racun kutu, kalau pengobatan yang lain belum ada penelitiannya," sambung dr Nyoman.
Senada dengan dr Nyoman, dr Lili Legiawati, SpKK dari Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Cipto Mangunkusumo menyebut kutu bisa mengakibatkan infeksi. Infeksi ini bersifat infeksi sekunder, ketika digaruk atau ketika ada luka yang digaruk kulitnya sudah tidak utuh. Nah, karena ada luka terbuka maka kuman atau bakteri bisa masuk ke dalam kulit.
"Bisa berbahaya karena dapat menyebabkan infeksi sistemik, yaitu demam dan kelenjar getah bening yang membesar," jelas dr Lili.
Sedangkan menurut dr Eddy Karta SpKK, baik ketombe maupun kutu rambut memberikan keluhan dan risiko sendiri pada seseorang. "Ketombe membuat rambut tdak sehat dan mengganggu secara sosial dan psikis, sedangkan kutu lebih menyebabkan masalah karena menular dan risiko infeksi jika digaruk garuk karena gatal," ujarnya saat dihubungi secara terpisah.
Dipaparkan dr Nyoman, kutu di rambut lebih berbahaya ketimbang ketombe karena infeksi yang disebabkan parasit menimbulkan luka-luka kecil bekas gigitannya. Luka bekas gigitan tersebut dapat dimasuki kuman dan bernanah kalau yang bersangkutan jarang merawat kesehatan kulit kepala.
"Untuk mengobatinya dapat diobati dengan semacam obat antikutu yang banyak di pasaran. Obatnya itu semacam racun kutu, kalau pengobatan yang lain belum ada penelitiannya," sambung dr Nyoman.
Senada dengan dr Nyoman, dr Lili Legiawati, SpKK dari Poliklinik Kulit dan Kelamin RS Cipto Mangunkusumo menyebut kutu bisa mengakibatkan infeksi. Infeksi ini bersifat infeksi sekunder, ketika digaruk atau ketika ada luka yang digaruk kulitnya sudah tidak utuh. Nah, karena ada luka terbuka maka kuman atau bakteri bisa masuk ke dalam kulit.
"Bisa berbahaya karena dapat menyebabkan infeksi sistemik, yaitu demam dan kelenjar getah bening yang membesar," jelas dr Lili.
Sedangkan menurut dr Eddy Karta SpKK, baik ketombe maupun kutu rambut memberikan keluhan dan risiko sendiri pada seseorang. "Ketombe membuat rambut tdak sehat dan mengganggu secara sosial dan psikis, sedangkan kutu lebih menyebabkan masalah karena menular dan risiko infeksi jika digaruk garuk karena gatal," ujarnya saat dihubungi secara terpisah.
Sumber : detik
No comments:
Post a Comment