Jasa Sewa Istri Di Thailand
Rental Wife Thailand via en.rocketnews24.com
Di Thailand, pekerjaan "sewa istri" telah ditetapkan sebagai pekerjaan
yang layak bagi gadis-gadis muda di negara tersebut atau yang biasa
dikenal dengan “black pearls”. Berdasarkan laporan dari laman Rocket
News 24 (8/10/2012), pekerjaan ini merupakan jasa sewa istri dimana para
gadis di sewa untuk pria asing yang tinggal di Thailand untuk mengganti
peran seorang istri yang sebenarnya. Tugas istri sewa tersebut termasuk
di dalamnya melayani dan sebagai pemandu wisata. Dengan imbalan uang,
para gadis ini memasak, bersih-bersih, dan mencuci pakaian layaknya
tugas seorang istri. Jangka waktu sewa dapat bervariasi mulai dari satu
minggu sampai berbulan-bulan. Pria yang menyukai istri sewaan tertentu
bahkan beberapa kali datang ke Thailand dan tinggal bersama mereka
selama berbulan-bulan. Para gadis tersebut diberi uang saku untuk biaya
hidup dan terkadang menerima hadiah berupa rumah atau mobil. Beberapa
bahkan memiliki anak dari penyewanya.
Untuk beberapa gadis yang beruntung, istri sewaan tersebut dapat berubah menjadi istri sebenarnya. Mereka hidup dan menikah dengan suami mantan penyewa mereka. Tetapi untuk sebagian besar, hubungan sewa-menyewa tersebut berakhir ketika perjanjian sewa istri mereka berakhir dan gadis-gadis tersebut mencari lagi penyewa barunya. Banyak dari gadis sewaan tersebut berasal dari keluarga miskin yang tidak punya pilihan lain lagi selain melakukan pekerjaan ini. Sedikit demi sedikit para gadis ini belajar bahasa Inggris, mempelajari cara menarik perhatian lawan jenis, dan mempelajari cara berkencan dengan beberapa orang dalam satu waktu. Gadis-gadis tersebut bebas meninggalkan bisnis tersebut namun beberapa gadis mengaku hidup sebagai istri sewaan adalah satu-satunya pekerjaan yang bisa mereka lakukan.
Untuk beberapa gadis yang beruntung, istri sewaan tersebut dapat berubah menjadi istri sebenarnya. Mereka hidup dan menikah dengan suami mantan penyewa mereka. Tetapi untuk sebagian besar, hubungan sewa-menyewa tersebut berakhir ketika perjanjian sewa istri mereka berakhir dan gadis-gadis tersebut mencari lagi penyewa barunya. Banyak dari gadis sewaan tersebut berasal dari keluarga miskin yang tidak punya pilihan lain lagi selain melakukan pekerjaan ini. Sedikit demi sedikit para gadis ini belajar bahasa Inggris, mempelajari cara menarik perhatian lawan jenis, dan mempelajari cara berkencan dengan beberapa orang dalam satu waktu. Gadis-gadis tersebut bebas meninggalkan bisnis tersebut namun beberapa gadis mengaku hidup sebagai istri sewaan adalah satu-satunya pekerjaan yang bisa mereka lakukan.
Layanan Pacar Sewaan Di China
Layanan Pacar Sewaan Di China via female.kompas.com
Pacar sewaan di China menjadi salah satu penyelamat bagi wanita yang
tidak punya pasangan. Sebab, para wanita di Negeri Tirai Bambu itu takut
pulang ke rumah tanpa membawa seorang pria tampan bakal dikenalkan pada
orangtua mereka. Hasilnya, setengah dari mereka mencoba untuk
mempekerjakan ‘pacar sewaan’ selama kunjungan ke rumah orangtua mereka
saat hari raya. Layanan pacar sewaan di China ini di beri nama the
People’s Daily, dimana layanan pacar laki-laki sewaan harus dilakukan
untuk minimal tiga hari dan memberikan berbagai layanan, termasuk
fasilitas makan malam sekitar Rp 95 ribu dan belanja sekitar Rp 57 ribu.
Ini di luar biaya sewa mereka yakni Rp 57 ribu per jam.
Sementara layanan lainnya termasuk melihat sebuah film. klien harus membayar dua kali lipat jika menonton film horor serta membayar Rp 95 ribu untuk kecupan di bibir, meskipun berpegangan tangan dan ciuman selamat tinggal di pipi atau dahi dihitung gratis. Menurut sejumlah klien mengatakan jika bisnis penyewaan ini tidak terlalu buruk, terutama selama masa Tahun Baru Imlek, ketika ada reuni keluarga. Alhasil, bisnis ini laku keras karena suatu alasan. Wanita China pada khususnya masih menghadapi tekanan besar dari orangtua mereka agar menemukan seorang pria yang cocok dan mereka memilih menyewa pacar laki-laki ketimbang menghadapi serangkaian pertanyaan usil dari kerabat mereka, sebagai gantinya. Ada ada saja!
Sementara layanan lainnya termasuk melihat sebuah film. klien harus membayar dua kali lipat jika menonton film horor serta membayar Rp 95 ribu untuk kecupan di bibir, meskipun berpegangan tangan dan ciuman selamat tinggal di pipi atau dahi dihitung gratis. Menurut sejumlah klien mengatakan jika bisnis penyewaan ini tidak terlalu buruk, terutama selama masa Tahun Baru Imlek, ketika ada reuni keluarga. Alhasil, bisnis ini laku keras karena suatu alasan. Wanita China pada khususnya masih menghadapi tekanan besar dari orangtua mereka agar menemukan seorang pria yang cocok dan mereka memilih menyewa pacar laki-laki ketimbang menghadapi serangkaian pertanyaan usil dari kerabat mereka, sebagai gantinya. Ada ada saja!
Sewa Rahim Di India
Ilustrasi Sewa Rahim Di India via sayangi.com
Kota Anand di Negara Bagian Gujarat, India, telah berubah menjadi tempat
peternakan bayi dimana para perempuan wilayah itu meminjamkan rahim
mereka untuk membesarkan perkawinan sperma dan sel telur dari pasangan
asing. Sewa rahim ini bahkan didukung oleh sebuah klinik resmi. Klinik
Akanksha sudah satu dekade membantu para perempuan bunting. Sekitar 700
bayi telah dilahirkan namun bukan anak mereka. wanita-wanita ini
perutnya hanya dipinjam sementara oleh banyak orang barat lantaran
praktik sewa rahim di negara mereka terlalu mahal dan ilegal, seperti
dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (6/3).
Setiap perempuan mendapatkan uang kompensasi sebesar Rp 90,1 juta per kehamilan. Jumlah uang itu diakui mereka sangat membantu kehidupan warga desa miskin rata-rata hanya berpenghasilan Rp 14 ribu sehari. Sementara biaya melahirkan sekitar Rp 326,2 juta sudah dibayarkan oleh orang tua biologis si bayi. Sarla Patelia, 40 tahun, warga Desa Manjipura sekitar 25 kilometer dari Anand sudah dua kali melahirkan bayi milik orang asing yakni 2009 dan 2012. Dari kelahiran itu dia mampu membangun rumah dua lantai dan memindahkan keluarganya. Sebelum mempunyai tempat tinggal layak, Sarla mendiami gubuk beratap seng. Dia bahkan mampu membiayai operasi tumor suaminya sebesar Rp 28,2 juta.
Setiap perempuan mendapatkan uang kompensasi sebesar Rp 90,1 juta per kehamilan. Jumlah uang itu diakui mereka sangat membantu kehidupan warga desa miskin rata-rata hanya berpenghasilan Rp 14 ribu sehari. Sementara biaya melahirkan sekitar Rp 326,2 juta sudah dibayarkan oleh orang tua biologis si bayi. Sarla Patelia, 40 tahun, warga Desa Manjipura sekitar 25 kilometer dari Anand sudah dua kali melahirkan bayi milik orang asing yakni 2009 dan 2012. Dari kelahiran itu dia mampu membangun rumah dua lantai dan memindahkan keluarganya. Sebelum mempunyai tempat tinggal layak, Sarla mendiami gubuk beratap seng. Dia bahkan mampu membiayai operasi tumor suaminya sebesar Rp 28,2 juta.
Rental Sewa Teman Wanita Di Jepang
Jasa Sewa Teman Wanita Di Jepang via ceritamu.com
Seperti yang kita ketahui bahwa hal hal unik selalu banyak terdapat di
Jepang. Seperti halnya satu rental unik yaitu jasa penyewaan teman
wanita. Jangan berpikiran negatif dulu, teman di sini benar-benar untuk
Anda yang merasa kesepian dan butuh teman bicara atau sekadar hang out
bareng. Jasa penyewaan teman tersebut dibuat oleh perusahaan bernama
Client Partners KK. Sejak awal perusahaan tersebut menekankan pelayanan
yang diberikan pihaknya tidak termasuk mengikuti keinginan klien yang
tidak pantas. Seperti dikutip Rocket News 24, seorang pria yang pernah
menggunakan jasa penyewaan teman di Tokyo, Jepang ini menceritakan
pengalamannya tersebut di Asahi Shimbun.
Pria single berusia 35 tahun asal Kanto itu memakai jasa penyewaan teman wanita itu setidaknya sehari dalam sebulan. Si pria bernama Kenji ini mengetahui adanya jasa dari Client Partners ini melalui sebuah iklan di televisi. Dia merasa perlu menggunakan jasa unik tersebut setelah melalui masa-masa menyedihkan pasca diputuskan kekasihnya. Kenji yang tidak mau cintanya diputus sulit melupakan mantannya tersebut. Dia sampai dapat surat peringatan dari polisi untuk menjauhi sang mantan. Pada saat terpuruk itulah Kenji memutuskan memakai jasa penyewaan teman wanita. Dengan adanya teman wanita baru ini, meski hanya sewaan, dia bisa memiliki teman berbagi yang mau mendengarkannya dan diajaknya mencoba kegiatan-kegiatan baru.
Pria single berusia 35 tahun asal Kanto itu memakai jasa penyewaan teman wanita itu setidaknya sehari dalam sebulan. Si pria bernama Kenji ini mengetahui adanya jasa dari Client Partners ini melalui sebuah iklan di televisi. Dia merasa perlu menggunakan jasa unik tersebut setelah melalui masa-masa menyedihkan pasca diputuskan kekasihnya. Kenji yang tidak mau cintanya diputus sulit melupakan mantannya tersebut. Dia sampai dapat surat peringatan dari polisi untuk menjauhi sang mantan. Pada saat terpuruk itulah Kenji memutuskan memakai jasa penyewaan teman wanita. Dengan adanya teman wanita baru ini, meski hanya sewaan, dia bisa memiliki teman berbagi yang mau mendengarkannya dan diajaknya mencoba kegiatan-kegiatan baru.
Rose Sheep Jasa Penyewaan Teman Tidur
Rose Sheep Jasa Sewa Teman Tidur via tinmoi.news
Sebuah layanan jasa agar para wanita bisa tertidur pulas sambil dipeluk
ini dinamakan ‘Rose Sheep’. Terdapat pilihan para pria berusia antara 20
sampai 30 tahun yang akan membuat para wanita merasa aman dan
menenangkan apalagi jika wanita sedang dalam keadaan sedih. Tapi
sayangnya jasa ini tak memberikan layanan lain kecuali hanya memeluk.
Tak hanya itu, para pria sewaan ini juga dapat menemani Anda makan,
hingga menyiapkan sajian makan malam untuk Anda. Mereka juga akan
menjadi teman curhat para wanita untuk menceritakan setiap permasalahan
dalam hidup pelanggannya agar tak lagi dirundung duka.
Rose Sheep memiliki batasan usia bagi penggunanya, dimana hanya wanita berusia 30 hingga 40 tahun saja yang boleh memakai jasa ini. Setelah Anda memilih pria yang Anda sewa, mereka otomatis akan datang ke alamat yang telah disepakati untuk menami Anda tidur. Para pria sewaan ini juga tak lupa untuk membawa piyama sendiri untuk tidur. Jasa ini tentu tak gratis, Rose Sheep mematok harga paket durasi pendek sekitar dua jam tidur ditawarkan dengan harga US$ 162 atau sekitar Rp 2,2 juta. Sedangkan untuk tidur empat jam sekitar Rp 4,4 jutaan. Ada pula paket berpelukan yang lebih panjang selama 16 jam akan dikenai harga US$ 800 atau sekitar Rp 11 jutaan.
Rose Sheep memiliki batasan usia bagi penggunanya, dimana hanya wanita berusia 30 hingga 40 tahun saja yang boleh memakai jasa ini. Setelah Anda memilih pria yang Anda sewa, mereka otomatis akan datang ke alamat yang telah disepakati untuk menami Anda tidur. Para pria sewaan ini juga tak lupa untuk membawa piyama sendiri untuk tidur. Jasa ini tentu tak gratis, Rose Sheep mematok harga paket durasi pendek sekitar dua jam tidur ditawarkan dengan harga US$ 162 atau sekitar Rp 2,2 juta. Sedangkan untuk tidur empat jam sekitar Rp 4,4 jutaan. Ada pula paket berpelukan yang lebih panjang selama 16 jam akan dikenai harga US$ 800 atau sekitar Rp 11 jutaan.
Sumber: anehdidunia
No comments:
Post a Comment