Uang rupiah merupakan hal utama di negara Indonesia untuk alat
transaksi. Tanpa adanya uang, maka transaksi tak akan bisa dilakukan.
Seperti yang kamu tahu, dalam tiap lembar uang rupiah, terdapat
gambar-gambar pahlawan dan juga pemandangan yang ada di Indonesia.
Pernahkah terpikir olehmu siapa yang menggambar itu semua?
Semua gambar atau lukisan yang ada di dalam lembaran uang rupiah itu digambar oleh Pak Mujirun. Beliau adalah seorang engraver atau bahasa mudahnya pengukir gambar.
Semua gambar atau lukisan yang ada di dalam lembaran uang rupiah itu digambar oleh Pak Mujirun. Beliau adalah seorang engraver atau bahasa mudahnya pengukir gambar.
Pak Mujirun (Efenerr)
Pak Mujirun memang menggunakan skala sama persis dengan lukisan yang
ada di uang kertas, jadi beliau harus menggunakan suryakanta (kaca
pembesar) saat melukis. Saat memperhatikan hasil karyanya melalui
suryakanta, terlihat permainan garis-garis yang amat tipis beliau
torehkan pada karyanya.
Senin (1/2/2016), Pak Mujirun yang mendapatkan pendidikan formal dari Sekolah Seni Rupa Yogyakarta ini kemudian mengikuti seleksi di Peruri untuk menjadi calon engraver menggantikan engraver senior sebelumnya. Dari sekian banyak yang diseleksi, Pak Mujirun lolos dengan 3 orang lainnya, setelah melalui tahap akhir akhirnya Pak Mujirun lolos menjadi satu-satunya calon engraver di Peruri. Setelah itu Pak Mujirun diberangkatkan ke Italia untuk belajar engrave lalu ke Swiss untuk belajar engrave standar mata uang.
Senin (1/2/2016), Pak Mujirun yang mendapatkan pendidikan formal dari Sekolah Seni Rupa Yogyakarta ini kemudian mengikuti seleksi di Peruri untuk menjadi calon engraver menggantikan engraver senior sebelumnya. Dari sekian banyak yang diseleksi, Pak Mujirun lolos dengan 3 orang lainnya, setelah melalui tahap akhir akhirnya Pak Mujirun lolos menjadi satu-satunya calon engraver di Peruri. Setelah itu Pak Mujirun diberangkatkan ke Italia untuk belajar engrave lalu ke Swiss untuk belajar engrave standar mata uang.
Pak Mujirun (Efenerr)
Yang dikerjakan Pak Mujirun bukan pekerjaan mudah dan remeh. Engrave
bagi mata uang adalah salah satu pengaman mata uang, sehingga perlu
dibuat serumit mungkin namun tetap menghasilkan gambar yang realistis.
Proses kerja Pak Mujirun adalah menggambar di atas pelat baja, kemudian
beliau ukir gambar-gambar mata uang yang sudah digambarnya itu ke plat
bajanya. Pak Mujirun harus melakukannya perlahan, garis demi garis,
teliti dan tidak ada kesalahan.Pak Mujirun (Efenerr)
Proses pembuatan yang menghabiskan waktu berbulan-bulan tersebut tidak
mudah, Pak Mujirun harus mengukir pelat baja dengan alat ukir khusus
berujung mirip huruf V, komposisi gambar seperti gelap terang, bayangan,
hingga lukisan tersebut berdimensi dibedakan dengan ukiran-ukiran garis
pada pelat baja tersebut. Proses ini tidak boleh salah sedikitpun,
karena jika ada kesalahan berarti master cetakan itu rusak dan Pak
Mujirun harus mengulang lagi proses engrave itu dari awal. Bisa
dibayangkan tingkat ketelitian dan presisi hasil kerja Pak Mujirun
tersebut.
Hasil gambar Pak Mujirun (Efenerr)
Pak Mujirun membeberkan rahasianya, berlatih menggambar menurutnya
melatih kepekaan rasa. Itulah kunci sukses Pak Mujirun, dengan terus
berlati dan mengolah rasa. Semua gambar yang ia buat adalah
kumpulan-kumpulan arsiran garis yang kemudian bersatu membentuk gambar
utuh. Pak Mujirun mencontohkan, ketika dia hendak membuat mata, dia
membuat lingkaran dahulu sebagai pola awal. Kemudian dia membuat arsir,
garis-garis kecil untuk membentuk mata, membuat mata tampak berdimensi
dan akhirnya menghasilkan satu gambar mata utuh.
Dulu selain menjadi engraver, Pak Mujirun juga penah menjadi pelukis
lepas. Karya-karyanya dihargai tinggi karena tingkat kerumitan yang
tinggi. Contohnya gambar Presiden SBY yang gambarnya bisa kamu lihat di
bawah ditaksir senilai Rp 25 juta. Nilai itu wajar karena proses
pembuatan lukisan dengan metode arsir ini butuh waktu lama dan
ketelitian tinggi. Untuk 1 potret wajah seukuran A4 lama pengerjaannya
adalah 1 bulan.
Hasil gambar Pak Mujirun (Efenerr)
Kini Pak Mujirun sudah pensiun dari Peruri, menikmati hari tua di
bilangan Ciledug dengan melukis dan berbagi ilmu kepada siapapun. Jika
dianalogikan Pak Mujirun sudah mencapai tahap Pandhita, menyepi dari
riuh duniawi dan membagi ilmu
Sumber: jadiberita
No comments:
Post a Comment