Meski begitu, berkaca dari kejadian berikut, media sosial seperti Periscope dapat digunakan untuk menayangkan sebuah kejadian buruk. Seperti yang dilakukan oleh remaja berusia 19 tahun di Arpajon, Perancis, baru-baru ini.
Dilansir laman Phone Arena, Sabtu (14/5/2016), gadis yang tidak disebutkan namanya itu mengirimkan sebuah pesan kepada kawan-kawannya. Melalui pesan itu, ia menjelaskan dirinya akan melakukan suatu aksi menyeramkan.
Rupanya gadis itu justru melemparkan diri ke kereta yang sedang melintas dan berakhir dengan kematiannya.
Penonton yang menyaksikan kejadian itu pun mendengarkan pesan gadis yang melakukan bunuh diri.
"Video yang akan aku lakukan sekarang tidak sedang mencoba membuat rumor, namun bertujuan membuat orang lain bereaksi dan membuka pikirannya, hanya itu saja," ujar remaja yang bunuh diri dan merekam aksi live-nya melalui Periscope itu.Mungkin teman-temannya mengira remaja tersebut hanya bercanda saja, sebab tanggapan dari penonton kebanyakan justru menghujat dan tidak menganggapnya serius.
Selanjutnya, layar menjadi gelap dan terdengar suara berisik. Beberapa menit selanjutnya, gambar dan suara kembali muncul dan memperlihatkan petugas emergensi berujar "Saya berada di bawah kereta bersama korban. Saya akan memindahkannya."
Sementara, background dari video tersebut adalah sebuah kereta yang diduga menabrak korban.
Ini bukan yang pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, di tahun 2010, seseorang bernama Marcus James melakukan bunuh diri dengan menggantung dirinya di depan webcam.
Selain itu, pada aplikasi seperti Instagram juga diunggah video perencanaan bunuh diri. Bahkan, bulan lalu, seorang perempuan berusia 18 tahun memergoki temannya sedang diperkosa. Alih-alih meminta bantuan, perempuan itu justru merekam kejadian dan menyiarkan secara langsung di Periscope.
Analis dari Forrester Research Thomas Husson pun berkomentar, teknologi yang memungkinkan penyiaran secara livestreaming bisa saja memiliki konsekuensi yang tidak terduga.
"Dunia internet yang luas mulai memantau bagaimana kita menggunakan teknologi secara realtime. Sayangnya hal ini menipu, sebab hampir tidak mungkin memantau bagaimana seseorang menggunakan media sosialnya," katanya.
Sumber : Liputan6
No comments:
Post a Comment